Enjoy

Enjoy

Welcome to YoeL's Blog

Thank you for visiting my blog. Hopefully my writing will be a blessing for you. ^^

Wednesday, December 22, 2010

23 Desember

Di dalam satu tahun, tentunya ada tanggal-tanggal spesial bagi seseorang yang ia kenang. Entah itu tanggal dimana terjadinya hal yang menyenangkan atau pun menyedihkan. Entah itu hari lahir, hari kelulusan, hari jadian, hari pernikahan, hari putus cinta, hari meninggalnya orang terdekat, hari bencana alam yang memisahkan seseorang dengan orang-orang yang dikasihi, dan hari-hari lainnya.

23 Desember. Bukanlah tanggal yang spesial bagi mayoritas orang. Tetapi ya, bagi saya. 5 tahun sudah saya mengenang tanggal ini. 23 Desember 2005, di aula sebuah sekolah, saya dilahirkan. 23 Desember 2005 adalah hari jadi saya. Lahir dari rahim ibu saya kah? Tentu tidak, karena saya sudah ‘berkepala’ dua =). Jadian dengan seorang pria kah? Tidak. Hari itu adalah hari spesial bagiku karena saya lahir untuk kedua kalinya pada tanggal tersebut, hari jadi saya dengan Tuhan Yesus. Berputar haluan dimana selama 16 tahun saya beragama Buddha, agama yang bukan merupakan pilihanku sendiri.

Hari ini (22 Desember 2010) adalah hari terakhir saya menjadi seorang “balita” Kristen karena besok saya tidak lagi berstatus demikian. Kristen yang berarti pengikut Kristus (1 Pet 1:2). Sebuah status yang sangat sulit dan berat untuk dijalani dan dihidupi. Lima tahun sudah. Jatuh bangun saya alami beberapa kali. Malu. Menyesal. Tak layak. Tiga kata yang akan selalu ada dalam kamus kehidupan saya. Namun di samping itu, saya mengucap syukur kepada Tuhan, ketika saya jatuh, Dia tidak membiarkan saya tergeletak, tangan-Nya menopang tanganku (Mazmur 37:24). Tuhan menyadarkanku dan membangunkanku dari keberdosaan saya.

To err is human, adalah hal yang manusiawi berbuat kesalahan namun juga bukan berarti senantiasa membenarkan berbuat salah itu manusiawi lalu kita terus-menerus berbuat salah. Hal yang biasanya paling saya ingat adalah yang salah, contohnya menjawab salah pada soal ujian. Biasanya saya tidak terlalu ingat soal apa yang saya jawab betul, tapi soal apa yang saya jawab salah karena menyesal telah kehilangan poin atau nilai ujian akibat salah menjawab. Biarlah kita juga mengingat kesalahan-kesalahan karena hal tersebut telah mengurangi poin dan nilai pada hidup kita. Saat kita sadar bahwa kita salah, jangan berhenti pada kesalahan itu. Tetapi petiklah pelajaran berharga dari kesalahan tersebut. Datang kepada Tuhan dan memohon pengampunan dari-Nya (1 Yoh 1:9).

Kira-kira tiga minggu yang lalu, di dalam Persekutuan Pemuda, seorang hamba Tuhan (Ev. Edward Oei) memberikan analogi.
“Saat kita berjalan, adakah kita dengan sengaja merencanakan bahwa kita akan jatuh? Tidak. Lalu apakah kita mungkin terjatuh saat berjalan? Sangat mungkin. Demikianlah saat kita hidup, kita tidak pernah dengan sengaja merencanakan untuk jatuh, tetapi sangat mungkin kita terjatuh.”
Pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati. Ya, memang benar adanya pepatah ini, tetapi bagaimana bila suatu hal sudah terjadi dan kita baru menyesalinya. Seorang teman menulis status dalam jejaring sosialnya tentang dirinya yang telat menyesal dan saya mengomentarinya “Lebih baik telat menyesal daripada TIDAK SADAR harus menyesal.” Adalah suatu anugrah ketika kita disadarkan untuk menyesal, terlebih lagi bila tidak hanya berhenti pada penyesalan itu saja tetapi mengerti arti sesungguhnya menyesal dan setelah menyesal tahu harus berbuat apa ke depannya. Perlukah menyesal? Jawabku, perlu dan tidak perlu. Perlu, karena hidup ini adalah BELAJAR. Tidak perlu, karena hidup ini adalah CERITA.

23 Desember 2005. Di sekolah Pusaka Abadi. Ibadah natal dengan tema “Yesus Lahir Membawa Pembaharuan” telah melahirkan dan memperbaharui saya. Only by His grace, hanya karena anugerah-Nya saja, saya yang ketika itu duduk seorang diri di bangku belakang sebelah kanan boleh melangkahkan kedua kaki saya maju ke depan saat Pdt. Afollo melakukan calling. Sejak saat itu saya menyerahkan diri saya untuk menjadi seorang Kristen. Seiring berjalannya waktu, bergantinya hari, bulan dan tahun, besok (23 Desember 2010) saya genap berusia 5 tahun. Saya mengucap syukur 5 tahun silam di sekolah yang bernama Pusaka Abadi itu, hadiah terindah dari-Nya telah dinyatakan bagiku yaitu “PUSAKA ABADI”. Saya mengucap syukur untuk Firman Tuhan yang boleh saya baca melalui Alkitab (thanks to my sister in the Lord who gave me this Great Book, you know who you are if you read this ^^) maupun yang saya dengarkan dari mimbar. Saya mengucap syukur untuk hamba-hamba Tuhan dan kakak-kakak pembimbing yang telah turut merajut kerohanian saya. Saya mengucap syukur untuk saudara-saudara seiman yang Tuhan berikan dan terus Tuhan tambahkan yang boleh saling memperhatikan, saling mendoakan dan saling mempertumbuhkan satu dengan yang lain. Saya berharap kiranya Tuhan terus memberi anugerah padaku untuk memegang erat ‘pusaka abadi’ ini dan Tuhan mau memakai saya untuk meneruskan ‘pusaka abadi’ ini kepada yang lain melalui hidup saya yang sementara.

Lord, thanks
YoeL

Friday, December 17, 2010

Dance With My Everlasting Father

back when i was a child, before the life removed all the innocence..
(dance with my father)

About 17 hours ago, my high school friend posted above status on his Facebook. The words in the bracket made me wonder about the song, so I tried to search it in Youtube. Wow, what a beautiful song and touching melody! Suddently, I miss my dad and almost want to cry, but I didn't. :)




That song bring me remind the memories I had with my father. I rare miss and think about him because I didn't so close to him when he was alive. However, sometimes in occasional moment, I do. Some things I always remember about him are:
He often rubbed my back with his rough palm, and I like it! =) FYI, my father's palm is rough because he sold durian to earn moneys. At that time, I often accompanied him and my mom sold durian and of course ate durian also. ^^ Thus, I also know how to cleave durian. So, if you need help to cleave durian, please call me. (083xxxxxxxxx) Hohoho.. :)

When the lights off at night, he often fanned me with a piece of cardboard until I fell asleep. And as like as the lyric in that song, I know for sure that I was loved by my father :)

Some days before he died, I remember he bought a enough expensive crayon for me. He bought it at Duta Buah. (you who lives at Jelambar and around, I'm sure you know this place ^^)

Life is a bunch of stories. That's a little story about me and my father. :)

Lord, when I was a child, I never danced with my father. But along the rest of my life, I want to dance with You, my Everlasting Father. Please abide with me and dance with me on this dance floor which is a sin world. My spirit indeed is willing You, but sometimes my flesh is weak. Help me to pleasant You day by day through my words, my minds, and my acts. In the name of Jesus, I pray. Amen.

Monday, December 6, 2010

Sang Pemimpi


Sang Pemimpi, novel kedua karya Andrea Hirata yang diangkat manjadi film. Menekankan cerita pada hubungan persahabatan dan persaudaraan.

Mimpi. Semua dimulai dari mimpi. Aku bekerja keras untuk meraih mimpiku. -Ikal-
Kutipan ini mirip dengan salah satu prinsip hidup kakak perempuan saya. Dia adalah seorang yang suka bermimpi jalan-jalan ke luar negri. Dia berusaha untuk mewujudkan mimpinya dan dia berhasil jalan-jalan ke luar negri walau hanya daerah Asia Tenggara. Bagi orang yang optimis, tentu saja berani bermimpi karena ia yakin bahwa apa yang dimimpikannya mampu diraihnya dimulai dari bermimpi. Lain halnya dengan kakak perempuan saya tersebut, saya bukanlah orang yang termasuk dalam golongan tersebut. Bisa dibilang saya adalah orang yang pesimis dan tidak percaya diri. Pernah ada, satu fase dalam hidup saya dimana saya begitu takut untuk bermimpi (baca: berharap). Hingga pada suatu ketika, ada salah satu mata kuliah saya yang mewajibkan kami untuk menulis karangan biografi. Dalam karangan tersebut harus ada bagian paragraf yang menceritakan harapan di masa depan. Saya tidak ingin asal-asalan menuliskannya, meski itu hanya tugas namun saya ingin menampilkan tulisan tersebut sesuai dengan kenyataan hidup saya. Maka dengan adanya tugas tersebut, saya memberanikan diri lagi untuk berani bermimpi. :)

Anak yang luar biasa. Di saat harusnya aku yang menghibur, ia malah yang membuatku tertawa. Hari itu pun jadi hari paling bahagia buatku. Aku telah menemukan sahabat baru. Hatinya sungguh selembut salju. Sejak saat itu aku berjanji ingin selalu bersama Arai. -Ikal-
Arai. Adalah anak yang dimaksudkan. Dalam cerita tersebut ia ditinggal mati oleh ayahnya. Namun pada saat berduka, justru Ikal merasa dihibur oleh Arai. Demikianlah kita pun harus seperti Arai. Dalam keadaan berduka, bila perlu kita yang menghibur orang lain. Saya percaya meski sebetulnya kita-lah yang sedang memerlukan penghiburan, tetapi dengan menghibur orang lain maka dengan sendirinya kita sudah menghibur diri sendiri. Beberapa kali teman saya bercerita tentang masalah yang dihadapinya, mirip dengan yang saya hadapi. Saya sendiri pun masih merasa sulit untuk mengatasinya. Saya mencoba untuk memberi beberapa masukan. Saya melihat ada baiknya ketika memberi penghiburan kepada orang lain di saat kita sendiri pun sedang berduka. Ketika saya merasa sedih dan down, saya hanya mengingat kata-kata yang pernah saya sampaikan kepada teman saya tersebut dan dalam hati berkata pada diri sendiri, "kamu bisa menasihati orang lain, tapi kenapa tidak pakai nasihat itu untuk dirimu sendiri?" Memang berbicara bagi orang lain itu mudah, tetapi betapa sulitnya saat dijalankan untuk diri sendiri. Namun dengan adanya pertanyaan terhadap diri sendiri tesebut, saya merasa dihiburkan dan dikuatkan dengan sendirinya.
Sahabat. Adalah hal yang indah di dalam hidup ini ketika Anda menemukan seorang sahabat. Ya, seorang sahabat saja begitu berarti daripada seribu teman biasa. Namun bukan berarti kita hanya berteman karib dengan satu orang saja. Tentu harus bergaul dengan sesama. Tetapi memiliki satu saja seorang sahabat, bagi saya adalah sesuatu yang indah. Seseorang dimana Anda bisa saling berbagi. Seseorang yang ada untuk Anda bukan hanya saat suka tetapi juga saat duka. Begitu Anda menemukannya serta mengenali hatinya, maka Anda ingin selalu bersama-sama dengannya. Dan kehilangan seorang sahabat adalah sesuatu yang amat menyedihkan. Hal inilah yang saya rasakan, karena saya sudah kehilangan beberapa sahabat saya. Setiap kali memikirkannya, saya hanya bisa meneteskan air mata. Saya berharap, meski telah kehilangan sahabat, tetapi saya boleh menjadi sahabat bagi seseorang. Saya belum sempurna menjadi seorang sahabat. Saya sedang berusaha dalam proses menjadi seorang sahabat. :)

Kalian harus tahu, betapa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Kalau kalian mampu menyusun kata-kata dengan indah, bukan saja kalian mampu membuat karya yang luar biasa, tapi kalian juga bisa membuat orang lain tergetar dengan apa yang kalian tulis atau ucapkan.
Belajarlah dimana science, sastra dan seni, diolah untuk merubah peradaban.
Dan ingat yang paling penting bukanlah seberapa besar mimpi kalian, tapi seberapa besar kalian untuk mimpi itu.
Bebaskan, bebaskan hidup kalian. Ambil resiko yang paling tinggi, supaya hidup kalian menjadi lebih kaya.
-Julian Balia-
Ya. Kata-kata itu punya kekuatan yang luar biasa, luar biasa membangun dan luar biasa menghancurkan. Tergantung bagaimana kita menyusunnya, dengan indah-kah atau dengan kasar-kah? Bila indah maka akan membuat orang lain tergetar, tapi bila dengan kasar maka akan membuat orang lain gemetar. Saya pernah khilaf dan bersalah di dalam berkata-kata. Hingga saat ini saya merasa sangat menyesal. Tapi apa daya, nasi telah menjadi bubur. Ucapan yang telah saya keluarkan toh tidak dapat saya tarik kembali. Saya berharap Tuhan mengampuni saya dan orang yang saya sakiti karena perkataan saya juga mau mengampuni saya. Kemarin saya melihat status yang ditulis oleh teman saya, agak kasar isinya. Saya pun tergerak untuk bertanya padanya. Ternyata memang benar status tersebut adalah isi hatinya, bukan bercanda. Maka saya pun agak terkejut, tidak berani bertanya lebih jauh alasan di balik ia menulis kasar seperti itu karena sepertinya terlalu ikut campur. Saya hanya menasihatinya untuk menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin dan jangan mengeluarkan kata-kata kasar karena takut suatu hari nanti dia akan menyesal. Ada pepatah yang mengatakan bahwa lidah itu tak bertulang, tetapi lebih tajam daripada pedang. Mari kita sama-sama belajar untuk berhati-hati dalam berkata-kata. Memang sepertinya saya tidak pantas melontarkan ajakan ini karena saya pernah berdosa dalam perkataan, tapi saya menyesali kesalahan tersebut dan saya tidak ingin Anda juga menyesal seperti saya. Oleh karena itu, ijinkan saya mengajak kita semua untuk belajar berkata-kata dengan indah, bukan dengan kasar.
Resiko. Hidup ini harus berani mengambil resiko. Dalam persiapan presentasi mengenai hal resiko dalam mata kuliah Manajemen Stratejik, saya mencoba mengaitkannya dengan analogi orang tua yang mengajarkan bayinya untuk berjalan. Di satu sisi, orang tua tentu mengasihi anak dan takut anaknya terluka bila jatuh. Namun di sisi lain, pada saat sang bayi belajar berjalan, maka orang tua pun harus berani mengambil resiko anaknya terjatuh dan merasa kesakitan. Bila orang tua tidak berani mengambil resiko dan senantiasa melindungi anaknya terlalu berlebihan hingga tak boleh terjatuh, maka bayi tersebut akan lamban untuk bisa berjalan. Demikianlah saat kita menjalani sebuah bisnis serta menjalani hidup sehari-hari yang senantiasa dihadapkan pada pilihan-pilihan. Hidup ini penuh dengan resiko. Take it or leave it? Itu terserah Anda. Anda berani ambil, Anda akan menjadi 'kaya'. Anda tidak berani ambil, Anda akan menjadi 'miskin'.

Film ini disutradarai oleh Riri Riza dengan produsernya yaitu Mira Lesmana. Film ini didedikasikan bagi ayahanda Andrea Hirata, Riri Riza, dan Mira Lesmana serta ayah juara satu seluruh dunia. Apakah Anda menganggap ayahmu adalah ayah juara satu? Bila ya, maka film ini juga didedikasikan untuk ayah Anda. :)


http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150096501235932

Thursday, November 11, 2010

Pengamen

Pengamen sudah menjadi makanan sehari-hari yang menemani perjalanan saya di bus. Namun hari ini dalam perjalanan pulang dari kampus, saya mendengar seorang pengamen yang berbeda dari biasanya. Bukan karena parasnya, bukan karena suaranya, bukan karena lagu-lagu yang dibawakannya. Tetapi karena dia berhasil mencuri perhatian saya. :)

Pengamen ini menyanyikan lagu Ebit G Ade dan sepanjang dia bernyanyi saya hanya mendengar secara biasa saja. Namun setelah selesai bernyanyi, ia menyampaikan ceramah yang kemudian menarik perhatian saya untuk mendengarkan apa yang dikatakannya. Mungkin ia berbicara sekitar 10 menit. Ia berbicara mulai dari topik bencana alam yang sedang terjadi di Indonesia yaitu gunung meletus, banjir bandang di Wasior, dan tsunami. Kemudian mengarah pada pembahasan kompor meledak dan ketidakjujuran politikus. Katanya mengenai kompor meledak, "Jangan tanya pada saya atau pun rumput yang bergoyang, tapi tanyalah pada SBY. Mengapa memberikan BLT hanya menjelang pemilu, bukan setelah pemilu dimana banyak rakyat yang menderita." Saya pun tersenyum dalam hati mendengar kata-katanya, terutama pada kata-kata "rumput yang bergoyang", mengingatkan saya pada guru SMP yang sering mengucapkan kata-kata itu. ^^ Setelah itu ia berbicara mengenai Tuhan. Ia menyinggung kejadian Nabi Nuh dan hendak menekankan mengenai kuasa Tuhan dan janji Tuhan. Kemudian ia menyampaikan bahwa kita harus banyak berdoa karena kita ini manusia yang lemah tapi Tuhan berkuasa. Pada bagian penutupnya, ia meminta dengan menggunakan pemilihan kata yang sopan dan tidak memaksa penumpang untuk memberikan jika uang yang dimiliki penumpang adalah pas-pas-an.

Saya cukup terkesan dengan pengamen yang satu ini, karena lain daripada yang lain. Belum pernah saya menemukan seorang pengamen yang seusai bernyanyi menyampaikan ceramah seperti dia. Penasaran, kalau seandainya bertemu lagi di bus, apakah isi ceramahnya masih akan sama atau berbeda ya. ^^ Pulang kuliah masih dapat kuliah di bus. =)

Friday, November 5, 2010

Pertemuan Vs Perpisahan

Pertemuan seperti apa yang tidak akan membawa pada perpisahan? Belakangan ini (*) saya sedang memikirkan dua tema ini, ditambah lagi ketika menonton film serial yang mengisahkan keterpaksaan seorang ibu yang harus berpisah dengan kelima orang anaknya, satu per satu anaknya ia beri pada lima keluarga masing-masing satu untuk diadopsi dan kisah perpisahan ibu dan anak itu pun merangsang kelenjar air mata saya. Yah, perpisahan itu memang menyakitkan terlebih lagi dengan orang yang kita kasihi.

Ketika memasuki SMA, saya berpindah sekolah, maka perpisahan terjadi dengan teman-teman dan guru-guru dari sekolah Amitayus dan pertemuan terjadi dengan teman-teman Pusaka Abadi. Kemudian setelah 3 tahun, perpisahan pun kembali terjadi dan memasuki bangku kuliah saya bertemu teman-teman baru lagi di Pelita Harapan. Dan kini(*) di tengah perkuliahan dan menjalani praktek kerja lapangan, sementara harus berpisah dengan teman kuliah dan bertemu rekan-rekan kerja. Dan perpisahan tampak di depan mata dalam 5 bulan ke depan. Dalam keluarga yang setiap harinya kita bertemu pun demikian halnya, suatu saat akan berpisah. Hal semacam ini akan terus ada dan terjadi sepanjang hidup kita.

Di tengah-tengah pertemuan, ada bincang-bincang, canda tawa, tolong menolong, kerja sama, selisih paham, ketidaksukaan, pertengkaran, konflik, air mata, permusuhan, dsb. Kita hanya bertemu dalam kurun waktu tertentu saja di dunia yang sementara ini dan perpisahan adalah hal yang tak mungkin tidak dialami oleh setiap kita. Bukankah mau tidak mau, suka tidak suka, cepat atau lambat, kita akan berpisah satu dengan yang lain? Entah itu secara jarak, waktu, atau bahkan hati…

Ada pertemuan, juga ada perpisahan. Namun saya menyadari bahwa ada pertemuan yang tidak akan membawa pada perpisahan yaitu ketika kita dipanggil bertemu dengan Tuhan yang sejati. Betapa indahnya memiliki sebuah penghiburan dan pengharapan bahwa ada pertemuan yang tidak berakhir pada perpisahan. Kiranya anak-anak Tuhan boleh sungguh-sungguh menghargai kado terindah yang sungguh berharga dan tidak menyia-nyiakannya waktu yang ada, sehingga boleh kita pakai untuk terus bertemu dengan Dia.

“…; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,….karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Fil 2:12-13

NB: Tuhan yang bekerja, jangan ada yang menyombongkan diri, tetapi kita juga dituntut untuk aktif. Biarlah apa yang menjadi bagian kita boleh kita kerjakan dan genapi.

God bless..

(*) wrote on 11 August 2009

Saturday, October 30, 2010

Hidup Ini Ibarat Mengemudi Motor

Ada kalanya harus melaju cepat
Ada kalanya harus melaju lambat
Ada kalanya pandangan fokus ke depan
Ada kalanya harus sesekali melihat kaca spion

Ada kalanya harus menginjak rem
Ada kalanya harus berhenti sejenak
Ada kalanya tak’kan dikemudikan lagi
Dan yang terpenting agar dapat dijalankan dan sebelum tak’kan dikemudikan lagi adalah harus diisi bensin.

Melaju cepat saat kita harus menyelesaikan berbagai pekerjaan dalam suatu kurun waktu
Melaju lambat saat kewajiban telah selesai dan kita perlu bersantai atau beristirahat
Fokus ke depan untuk meraih harapan, cita-cita, dan panggilan hidup kita masing-masing
Melihat kaca spion agar kita tidak melupakan apa yang telah terjadi di masa lalu

Menginjak rem saat kita berbuat salah dan dosa
Berhenti sejenak saat kita perlu berkontemplasi dan berdoa
Tak’kan dikemudikan lagi saat kita menghembuskan nafas terakhir
Dan yang menjadi pertanyaan penting, apa yang menjadi bensin kita saat menjalani hidup dan sebelum hidup ini berakhir?


-YoeL-

Friday, October 29, 2010

Laskar Pelangi

“Yang harus kalian ingat anak-anakku, hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya dan bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.”
-Pak Harfal-

“Anak-anak miskin pun punya hak untuk sekolah.”
-Bu Muslimah-

“Kalau nak pintar, belajar!”
“Kalau nak berhasil, usaha!”
-Catatan kecil-

“Kejar pelangimu sampai ke ujung dunia, jangan pernah menyerah.”
-Lintang Dewasa-

“Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.”
-UUD 1945 Pasal 31 ayat 1-

Laskar Pelangi, sebuah novel pertama karya Andrea Hirata yang diangkat menjadi sebuah film. Sebuah karya yang patut dibaca atau ditonton. Saya sangat kagum terhadap tokoh Bu Muslimah karena dia memiliki dedikasi mengajar yang tinggi serta memiliki sikap yang optimis. Mengajar bukan berdasarkan kuantitas murid. Mengajar bukan karena status sosial murid. Tetapi mengajar berbicara hati yang ikhlas membimbing. Semoga tokoh Ibu Muslimah menjadi contoh dan inspirasi bagi guru-guru di Indonesia.

Pagi tadi saya juga melihat mantan guru saya mengunduh foto-fotonya bersama murid SD di Facebook. Saya bisa melihat sukacita yang begitu besar melalui senyum dan tawa dalam foto-foto tersebut. Ketika kelas 1 atau 2 SD saya sangat mengagumi profesi guru. Biasanya anak kecil sering ditanyai sesudah besar nanti bercita-cita menjadi apa, maka saya akan menjawab menjadi guru. Tetapi kalau sekarang ditanyai pertanyaan yang sama, saya belum berani menjawab demikian. Mengapa? Karena menjadi seorang guru tidaklah mudah dan tanggung jawabnya besar. Saya belum menemukan apa yang menjadi panggilan hidup saya. Jikalau nantinya dipanggil sebagai guru, semoga saya rela dan taat.

Guru…
Dari saya masuk taman kanak-kanak hingga selesai program sarjana nanti, maka setidaknya 18 tahun hidup saya dibimbing oleh guru. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat saya syukuri dalam hidup ini. Selama 18 tahun itu, bukan saja ilmu pengetahuan yang dibagikan guru-guru terhadap saya, tetapi juga bantuan secara moral maupun materi. Saya tidak akan pernah melupakan mereka yang pernah membantu saya. Kebaikan mereka akan saya kenang dalam hati dan berharap Tuhan membalas kebaikan mereka. Saya berharap dapat membalasnya juga melalui membantu orang lain dalam bidang pendidikan di kemudian hari.

Melalui tulisan ini, ijinkan saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersumbangsih besar terhadap pendidikan yang saya terima.
1. Tuhan Yesus Kristus, Engkau adalah Guru Besar dan Gembala yang Agung bagiku
2. Alm. Wilis Wijaya (papaku) dan Tjie Fui Lin (mamaku), terima kasih sudah menyekolahkanku
3. Darwin Wijaya, kakak laki-laki saya yang sekarang menopang studiku, thanks a lot my bro
4. Juli Wijaya, kakak perempuan saya
5. Pak Ivan Kristiono, Beliau yang merekomendasikan saya kuliah di UPH
6. Cik Telly, dermawati yang pernah membantu saya secara materi, padahal saya tidak kenal sebelumnya. Semoga Tuhan membalas kebaikannya.
7. Laoshi (lupa marganya, maaf…), yang dulu memberi les private di rumah sewaktu saya masih kecil
8. Laoshi Lisa, guru les kursus Mandarin di Cherry

Sekolah TK-SD-SMP Amitayus, kepada:
9. Ibu Sri dan Ibu Ani, guru TK (terima kasih kalian yang mengajar saya menulis dan membaca)
10. Ibu Juni Tirta, KepSek TK-SD
11. Ibu Hariati, guru kelas 1 SD
12. Ibu Weny, guru kelas 2 SD
13. Bapak Marino, guru kelas 3 SD (kalau hukum murid caranya getokkin pen ke kuku, sederhana tapi sakit bukan main)
14. Ibu Yuni Lestari, guru kelas 4 dan 5 SD (kenangan 2 tahun wali kelasnya adalah Beliau, guru yang baik dan lemah lembut)
15. Ibu Susi, guru kelas 6 SD
16. Ibu Nia, guru Agama Buddha
17. Alm. Pak Harto, guru Olahraga
18. Alm. Ibu Komala Sari, guru KesJak
19. Alm. Pak Sumantri, guru Bahasa Inggris
20. Ibu Endang, Tata Usaha
21. Ibu Cilfia Ojong, KepSek SMP (saya ingat Beliau memeluk saya saat acara perpisahan kelas 3 SMP, saat itu saya sungguh terharu)
22. Alm. Pak Tirta / Pak Te, guru Elektro (guru yang baik dan humoris, senang menemani murid-murid main bulutangkis dan volley setiap Sabtu)
23. Pak Wira, guru Fisika dan Akuntansi (Beliau pernah memberi saya buku secara gratis dan Beliau guru yang cukup galak tapi terkadang asyik dan lucu juga, suka mengajak murid ngobrol pas ujian, kadang jadi ga konsen.. ^^)
24. Pak Jumari, guru Matematika (pelajarannya paling sering dikasih soal tambah nilai, suka deg-degan pas ngerjain, karena adu cepat.. dan biasanya soal susah saya bisa kerjakan tapi soal yang mudah justru tidak bisa kerjakan karena pikirnya biasa tambah nilai ga mungkin soalnya mudah, jadi saya buat rumit sendiri.. hahahaha… :D)
25. Pak Wahyono, guru Geografi dan Mengetik (guru paling jayus sepertinya, hukumannya sama murid adalah menghadap papan tulis dan pantatnya dipukul pakai rotan, untungnya saya belum pernah kena, tapi penasaran juga rasanya seperti apa.. ^^)
26. Pak Julius, guru Biologi dan Seni Musik (ini juga guru yang jayus dan kocak, pelajarannya sering ketawa, banyak cerita-cerita lucu yang tak terlupakan)
27. Ibu Harti, guru Bahasa Indonesia (paling ingat musti hafalin majas-majas)
28. Ibu Erna, guru Bahasa Indonesia (guru yang mengharuskan murid-murid tulis diary harian, Beliau sangat peduli dan sering memberi nasehat atas curahan-curahan hati yang ditulis murid-murid di buku diary)
29. Pak Andreas, guru PPKn (pelajarannya penuh dengan definisi dan ujiannya harus menghafal panjang lebar, Beliau jago maen volley juga ^^)
30. Alm. Pak Surbani, guru Olahraga (setiap awal tahun ajaran disuruh lari keliling Jelambar, berkat Beliau saya senang main volley ^^)
31. Sensei Joseph, guru Bahasa Jepang (Beliau hutang mengajari kami lagu doraemon, hehehehe ^^)
32. Sir Alex, guru Bahasa Inggris (guru yang lumayan galak, tapi juga lucu)
33. Pak Purnawadi, guru Agama Buddha dan Seni Lukis (guru yang sangat baik, karena terlalu baiknya murid-murid terkadang ngelunjak, kelas berisik banget)

SMA Pusaka Abadi, kepada:
34. Pak Nofialis, guru Kimia dan wali kelas SMA 1 (guru yang selalu bilang Kimia itu gampang ^^)
35. Bu Leni, guru Geografi SMA 1 dan Sejarah SMA 2 dan 3
36. Bu Refa, guru Matematika SMA 1 (guru yang sabar mengajari matematika)
37. Bu Diah, guru Biologi SMA 1 (guru yang tidak tahan dengan aneka bau ^^, Beliau baik, lembut, tapi kalau marah saya seram)
38. Pak Daniel, guru Ekonomi SMA 1 (awal diajari Beliau, harus adaptasi suara ^^)
39. Alm. Pak Janton, guru Olahraga SMA 1
40. Alm. Pak Samosir, guru PKn
41. Pak Ady, guru Agama Buddha (maaf kalau sering tidak sepaham dengan ajaran Bapak)
42. Bu Sumi, guru Bahasa Indonesia SMA 1 (Beliau kuat bercerita di kelas lho ^^)
43. Bu Jumariah, guru Sejarah SMA 1
44. Bu Fitri, guru Akuntansi SMA 1
45. Sir Bernard, guru Lab Conversation SMA 1
46. Sir Karta, guru Lab Conversation SMA 1
47. Laoshi Puspa, guru Mandarin
48. Sir Murdjito, guru Bahasa Inggris
49. Pak Purba, guru Komputer SMA 1
50. Bu Cicih, guru Olahraga (baru kali ini dapat guru OR perempuan ^^)
51. Pak Ivan, guru Seni SMA 1 dan Agama Kristen SMA 2 (saya suka takut setiap pelajaran Beliau, tapi pelajarannya menarik, yang saya ingat pernah belajar mengenai negara Yunani dan disuruh buat drama, saya paling ga bisa akting akhirnya cuma jadi pembaca narasi waktu itu ^^)
52. Pak Nahyani, guru Fisika dan wali kelas SMA 2 dan 3 (guru yang baik dan lucu, kenangan yang gak terlupakan adalah saat kita memberi kejutan merayakan ulang tahunnya)
53. Pak Narto, guru Matematika SMA 2 dan 3 (perkataannya yang saya ingat: banyak jalan menuju Pusaka Abadi, tapi kalau ada jarak yang terpendek maka itulah yang ditempuh ^^, ilustrasi ngerjain soal Mat)
54. Bu Atik, guru Biologi SMA 2 dan 3
55. Bu Supriyati, guru Kimia SMA 2 dan 3 (tulisannya di papan besar-besar ^^)
56. Bu Lia, guru Komputer SMA 2 dan 3 (yang ngajarin powerpoint dan berguna banget karena kuliah buat PPT terus, terkadang pelajarannya ga nyambung, tapi saya suka-suka aja ^^)
57. Miss Retha, guru Lab Conversation SMA 2 dan 3 (Beliau juga guru padus saya.. orangnya lucu dan gaul ^^)
58. Pak Freddy, guru Seni Lukis (cara ngajarnya menarik dan guru yang jayus)
59. Pak Suntar, guru Agama Kristen SMA 3
60. Pak Purwanto, guru Bahasa Indonesia SMA 3

UPH dan STPPH, kepada:
61. Bapak Feteriadi (perkataannya yang tidak akan saya lupakan: “Tuhan hanya memberi tongkat kepada Musa, tapi jangan melihat tongkatnya, lihat siapa yang memberi tongkat. Jangan minder kuliah di UPH.”)
62. Pak Demson, Rektor STPPH
63. Mam Sandra, Pembimbing Akademik saya dan dosen untuk beberapa mata kuliah
64. Dosen tetap STPPH (Pak Ringkar, Pak Vasco, Mam Diena, Mam Ita, Mam Wulan, Mam Amez, Pak Rudy, Pak Nonot)
65. Alm. Pak Bob, dosen praktek Kitchen
66. Mam Christina, dosen praktek Pastry
67. Asdos STPPH (Miss Irene, Ko Ivan, Ci Agus, Miss Renata, Miss Dian, Miss Irma)
68. Alm. Pak Danang, dosen Pengantar Ilmu Pariwisata
69. Mam Afung, dosen Dasar-dasar Akuntansi
70. Pak Budi, dosen Pengantar Pariwisata Internasional (belajar banyak melalui Beliau, terutama pengalaman bersama pergi ke Pulau Seribu)
71. Pak Nino, dosen Manajemen Olahraga dan Wisata
72. Pak Woen Liong, dosen Learning & Communication Skill dan Leadership
73. Pak Edwin Rumantir, dosen Character Development
74. Pak Joseph, dosen Bahasa Indonesia
75. Pak Rudolf Tobing, dosen Manajemen Keuangan
76. Pak Irfal, dosen praktek Front Office
77. Pak Toga, dosen praktek Front Office
78. Mam Sophie, dosen Front Office
79. Mam Eliza, dosen Dasar-dasar Pemasaran
80. Pak Tomy, dosen Manajemen Pengolahan Makanan
81. Pak Rujito, dosen PKn
82. Pak Pieter Maspaitella, dosen Agama
83. Pak Jasa Purba, dosen Psikologi Pelayanan
84. Pak Broto, dosen Manajemen SDM
85. Mam Nova, dosen iBT dan Reading Skill
86. Pak Adinoto, dosen Perilaku Organisasi
87. Mam Masrini, dosen Bahasa Perancis
88. Pak Daulat, dosen Statistik Pariwisata
89. Pak Heriston, dosen Akuntansi Hotel
90. Mam Sara, dosen Bahasa Inggris Industri
91. Mam Ivon, dosen Bahasa Inggris Profesi
92. Laoshi Stephani, dosen Bahasa Mandarin
93. Pak Dewanta, dosen teori Pastry


Pada saat menulis ini, ada beberapa guru yang saya lupa namanya dan harus bertanya pada teman terlebih dahulu.
Lupa adalah penyakit manusia (^_^). Oleh karena itu, meski mungkin tulisan ini lumayan panjang, tetapi biarlah tulisan ini menjadi kenangan dan supaya saya tidak lupa juga nama-nama guru yang pernah mengajar saya.
Terima kasih bagi yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca.

Motivated by

Wrote on 18/08/2008 at my first blog in friendster :)

Waktu kelas agama di semester 2 kemarin, dosen agama tsb memutarkan video seorang laki-laki bernama Tony Malendez yang tidak punya tangan sejak dia lahir. Dengan kondisi tubuhnya yang tanpa tangan, dia bisa bermain gitar dan mengiringi lagu untuk menghibur orang-orang. Meskipun dia tidak punya tangan, orang tuanya tidak menganggap dia sebagai anak cacat, justru sebaliknya, dia diperlakukan sebagaimana anak normal pada umumnya. Saat dia mengalami kesulitan mengerjakan sesuatu karena tidak punya tangan, orang tuanya membiarkan ia berusaha sendiri, dan alhasil ia memakai kakinya. Dengan kakinya jugalah dia bermain gitar.

Setelah selesai menonton video itu, mahasiswa diberikan pertanyaan yang jawabannya harus ditulis dalam selembar kertas dan dikumpulkan. Salah 1 pertanyaannya adalah “Apa yang mau dikembangkan dari diri Anda setelah menonton video itu?”
Sepanjang menonton video itu, saya sangat terkesan dan terharu dengan hidup Tony dan sekaligus juga malu sama diri sendiri. Saya yang sudah dilahirkan dengan tubuh normal, khususnya punya dua tangan yang lengkap, tapi apa yang sudah saya perbuat dengan tangan ini?

Waktu menjawab pertanyaan tsb, saya menulis beberapa hal yang mau saya kembangkan dari diri saya, meskipun mungkin tidak semuanya bisa terlaksana (tapi mudah-mudahan bisa terlaksana), salah satunya yaitu saya ingin menulis sesuatu yang berguna, bermanfaat, berisi, dan bisa membangun orang-orang yang membacanya. Maka dari itu saya coba mulai dengan menulis di blog yang sudah lama saya buat tapi belum ada isinya..^^
Semoga Tuhan pimpin dan tulisan yang ada nantinya benar-benar bisa bermanfaat bagi para pembaca. God bless.


Monday, October 25, 2010

Dimaki dan Memaki

Semalam saya mengalami hal yang mungkin tidak akan saya lupakan. Apakah itu? :)
Saya mendapat makian yang cukup kasar. Siapakah yang senang dimaki? I think no one.

Lalu setelah dimaki, haruskah kita

marah?
benci?
dendam?

Saya kira tak ada salahnya kita memiliki perasaan seperti itu, karena kita adalah manusia yang diberi perasaan. Tentu saja kita bisa marah, benci, atau bahkan dendam. Tapi untuk apa? Bukankah kita yang rugi sendiri?

Setelah mendapat makian itu, saya cukup sedih bahkan menitikkan air mata (terdengar sangat cengeng bukan? Ya, saya adalah gadis yang cukup sensitif, maklum tipe melankolis.. ^^).

Namun setelah itu, saya mencoba untuk tenang dan mengabaikan makian itu. Biarlah, saya justru harus berterima kasih atas hinaannya dan anggap saja itu sebagai ujian kesabaran bagi saya.

Hmm.. Saya juga manusia yang pernah berdosa dalam hal memaki. Terlepas dari pernah dimaki, saya juga pernah memaki ketika emosi saya tidak stabil. Bagi yang pernah saya maki, ampuni saya. :)


Regard,

YoeL

Friday, October 22, 2010

My Autobiography

My name is Yuliana Wijaya. I am the youngest in my family. I have one sister and one brother. I was born at Tanjung Pura on 27th August 1989. When I was 11 months, my parents took me to Jakarta by ship. At the same time, I just began learn to crawl and almost got accident because I crawl to one hole. But, luckily, before I fell to that hole, my brother saved me. Then I grew up at Jakarta until now. In 2000, my father had passed away. It happened when I was 10 years old and still in elementary school grade 5. After losing my father, there was a time where my family have a hard time struggling to live, especially my mother. She should work alone and earn moneys. First is to feed three of her child. Second is to pay our school fees. At that time, me and my siblings still study in school and we still can’t stand alone to earn moneys. However the life was hard at that time, we could pass it.

Then, since the fourth until the sixth elementary school, I got first rank in the class. Similarly it happened for three years in my junior high school. There is a new sport I learned to play in junior high school. It is volleyball which often played when sport subject so I began like playing volleyball. Me and my friends also ever joined the volleyball competition between schools. We ever got third rank on the competition. Beside sport, I also like Mathematic subject. I ever got 100 points for my final national exam in third elementary school. When I heard that information from my teacher, I felt surprised and happy for the achievement I got. As a result, at the farewell event of my elementary school, my Mathematic teacher called Mr. Jumari gave me a gift, a enough expensive ink pen. He also write a little note for me that I still keep it until now and sometimes I reread it again. Then I continued my study to high school which is different from my kindergarten, elementary and junior high school (Amitayus). I moved to a new school called Pusaka Abadi High School. I got many new friends rather than before. Unlike in elementary school, I never got first rank again because the competition is very hard. In high school, beside study, my activity also taught private courses. I do this because I ever dreamed to be a teacher when I was a child. Beside it, my purpose also to earn moneys for paying my rent room, my school fees, and daily needs. In contrast, I changed my belief when I was in the second grade of high school. I believed Jesus and decided to follow Him. It was an unforgettable moment in my life. I really give thanks to God for His amazing grace to a sinner like me. Finally, I decided to be a Christian since on 23rd December 2005.

When my friends busy to find a university to continue their education, conversely I ever thought to stop my study to university. The reason is because I saw it is impossible for my family to fund my education at that time. But, because of the recommendation of my high school teacher, I tried to continue my study in university. I took the test at Pelita Harapan University (UPH) and got some interviews by campus. As a result, I was accepted and got scholarship. Consequently, I have a contract between me and campus as a result of the scholarship that given to me. Thus, now I study in UPH and take Hotel Management major batch 2007. Now, it is my last year at university. Therefore, I still try to find the topic for my final project at eight semester in 2011.

However, everybody has hopes. I also have several hopes in my future. First, I hope can work well for 2 years as my thanksgiving for the scholarship I already got. Second, I want to find a job where I can give my contribution according to the skill and ability that I have. Third, I dream may travel around Indonesia. Fourth, I dream may become a good writer and be a blessing through my writing. Last but not least, I ever promised to myself if I have more moneys, I want to help people who need support in education fee and getting foods. I hope my dreams will be come true.

Teman, Memengaruhi dan Dipengaruhi

Hari ini (20 Oktober 2010) saya dan teman-teman memiliki 3 mata perkuliahan dalam jadwal kami. Ketika mata kuliah pertama berlangsung, seorang teman mengabari saya bahwa tidak ada mata kuliah kedua yaitu pelajaran Bapak “B”. Oleh karena itu, maka kami harus menunggu dari jam 9 pagi hingga jam 12 untuk mengikuti kelas yang ketiga.

Y: Nanti gak ada kelas Pak “B”

C: ah, mau bolos aja deh, males nungguin jeda

A: sama.. mau bolos juga, nanti ada les sore..

C: Y, R, loe bolos ga?

R: (geleng-geleng kepala) *maksudnya gak bolos*

Y: ya gak lah, gila aja gua udah jauh-jauh dateng dari Jakarta

Kemudian kami pun mencari makan seperti biasanya. Di tengah-tengah perjalanan,

R: A, kamu yakin mau bolos?

A: hmm.. 70% sih

C: kalo gua fifty-fifty

R: ah kalo 70% mah berarti pasti bolos

Lalu kami pun membeli makan dan duduk bersama. Setelah selesai makan, kami berbincang-bincang. Tak terasa sudah jam 11.

Y: ke kelas yuk, di sini agak panas..

R: yuk..

Alhasil C dan A tidak bolos dan mengikuti perkuliahan yang ketiga.

Pada saat mengikuti perkuliahan ketiga, saya melihat banyak sekali teman-teman yang tadinya ikut mata kuliah pertama dan juga mengambil kelas mata kuliah ketiga tidak hadir pada mata kuliah yang ketiga. Mereka yang tidak hadir tersebut adalah teman-teman segrup yang sepermainan.

Lalu apakah yang hendak saya sampaikan melalui cerita singkat ini? Saya hanya ingin menunjukkan bahwa betapa teman sepermainan itu sangat memengaruhi sikap kita, perbuatan kita, cara berbicara kita, keputusan yang kita ambil, dan sebagainya. Kita boleh bergaul dengan sebanyak mungkin orang, tapi kita juga perlu memilah manakah teman yang seharusnya kita lebih banyak bergaul dan lebih sedikit bergaul. Pengaruhi hal-hal yang baik dari diri Anda untuk orang-orang sekitar dan jaga diri Anda agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang kurang baik adanya. Selamat berteman. :)

Friday, October 15, 2010

My Reflection About Heeya

Di akhir mata kuliah leadership Jumat 17 April 2009, dosenku Pak Woen Liong memutarkan video Heeya. Heeya adalah seorang wanita korea berumur 20 tahun, bertubuh pendek (tinggi badannya ± 2 kali tinggi kursi piano). Heeya juga berperilaku seperti anak-anak dan kecerdasannya kurang, di video itu ia diuji dengan matematika penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang sederhana namun dia tidak bisa menjawab dengan tepat. Ia bersekolah seperti di SLB yang teman-teman sekolahnya pun seperti mengalami keterbelakangan. Heeya hanya memiliki 4 jari, masing-masing 2 jari pada tangan kanan dan tangan kiri. 2 jari itu berbentuk seperti huruf “V” (kurang lebih demikian). Namun yang ajaib dan begitu menakjubkan yaitu bahwa dengan 4 jari itu ia bisa bermain piano dalam sebuah recital. Di video itu ia bermain Piano Concerto No. 21 dari Mozart.

Ini adalah kedua kalinya aku melihat video sejenis ini. Kira-kira setahun yang lalu pun, waktu semester 2 dalam mata kuliah agama, dosenku Pak Pieter memutarkan video yang kurang lebih sama, namun tokohnya adalah Tony Malendez, seorang pria yang tidak punya tangan, namun bisa bermain gitar dan menghibur orang-orang dengan menggunakan kakinya.

Setiap kali menonton video semacam ini, saya selalu ketegur “What have you done with your normal fingers and hands?” Dalam video Heeya itu ia berkata, “My 4 fingers are a blessing to me”. Ia sungguh bersyukur atas kekurangannya itu. Kebanyakan dari kita sering kali mengeluh di dalam kekurangan, bahkan tidak jarang pula di dalam kelebihan sekalipun kita juga tetap mengeluh. Heeya juga berkata bahwa justru dengan 4 jari yang ia miliki itu, orang-orang menaruh perhatian lebih pada permainan pianonya. Dengan tubuhnya yang pendek pun, Heeya bisa meraih perhatian anak-anak. Banyak anak-anak yang mengelilinginya setelah acara recital untuk meminta tanda tangannya.

Melalui video ini saya belajar untuk bersyukur atas apa yang sudah Tuhan berikan, namun sekaligus juga malu karena dengan tangan yang normal ini saya belum giat bekerja bagi Tuhan, bahkan pernah melakukan hal yang tidak baik dan tidak benar dengan tangan ini. Jadi bertanya juga, kenapa bukan Heeya saja yang memiliki tangan normal. Bukankah dengan demikian permainan pianonya akan jauh lebih hebat lagi. Tapi itulah cara Tuhan bekerja yang berbeda dari cara manusia berpikir bagaimana seharusnya Tuhan bekerja. Mungkin saja dengan tangan yang normal Heeya belum tentu bisa bermain piano. Tuhan mengizinkan hal yang buruk terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi manusia. Sedikit tambahan cerita, teringat juga akan Fanny J. Crosby yang bersyukur dengan keadaannya yang buta dan ia juga telah menulis ribuan lagu hymn. Meskipun buta tetapi dia melihat Tuhan yang hidup. Mungkin justru kita yang melihat, sesungguhnya adalah buta karena tidak bisa melihat Tuhan yang hidup. Sungguh hal yang ironis bila melihat kisah hidup Heeya, Tony Malendez, Fanny Crosby, etc bila dibandingkan dengan hidup kebanyakan orang (termasuk saya juga). Kiranya melalui kisah hidup orang-orang tersebut boleh menjadi bahan renungan dan refleksi diri terhadap segala yang sudah Tuhan anugrahkan bagi kita masing-masing. Tuhan memberkati.

NB: my writing on 19 April 2009

Thursday, October 14, 2010

Step Up 3D

One word for Step Up: WOW ;)

This movie is not just about a dance competition movie. I learn about life, love, and friendship through this movie.

"You were born to dance." (Moose's best friend)
I believe every one of us were born to do something and become something. Find out for what you were born.

"The most important decision in this life is never easy." (Luke's assistant)
I believe every one of us ever faced to take a difficult choice in this life, and so do I, still in the way to make a difficult decision for the rest of my life. I still doubt for it.

What I learn from the scene when vault is seizured: don't let the situation make you become a loser. There was a time, I felt like I lost. I got desperate to face my future. One day, I watched a talk show on TV and Joe Biden said, "My mom ever told me that every one was ever failed, but there is no one have right to give up." At that time, I still can't accept that statement, but now I should.

When Pirates almost will lose at world dance competition, the unity and the power of love become a weapon for them to win the competition. How great it is.

Two thumbs up for this movie. :)

Monday, October 11, 2010

Pandanglah Pada-Nya Selalu

Kau mengenali aku...
Melebihi pengenalanku akan diri sendiri
Melebihi pengenalan orang-orang di sekelilingku
Kau sungguh mengerti...

Kau melihat derai air mataku
Mengerti hancur dan remuknya hati
Memahami perasaan dan jiwa kalbuku
Kau mampu selami hati ini

Karna Engkau pernah menangis pilu
Karna hati-Mu lebih remuk dan hancur melebihiku
Karna perasaan dan jiwa-Mu jauh lebih kalbu
Karna itu, ku ingin belajar menyelami hati-Mu

Merenunglah...
Merataplah...
Mengertilah...
Majulah...

NB:
Learn to stop crying your heart out
Big girl don't cry :)

Omw to campus, 111010 at 10:05 am
-YoeL-

Saturday, October 9, 2010

Apa Ceritamu? :)

Hidup ini indah

Meski jalan yang dilalui tak selamanya,
lurus...
mulus...
bagus...

Ada kala kita hadapi jalan yang berliku-liku
Ada kala kita melalui jalan yang berbatu-batu
Ada kala kita jatuh ke dalam lobang
Ada kala kita berjalan di haluan yang tak semestinya

Namun semuanya itu membentuk CERITA

Cerita dimana,
Ceritamu dan ceritaku tidaklah 'kan pernah sama
Cerita yang tak 'kan habis diceritakan
Cerita yang tak 'kan cukup dimuat dalam buku

Karena cerita itu melampaui waktu
Karena cerita itu melampaui jutaan kata
Yang terucap maupun tidak terucap
Yang tertulis maupun tidak tertulis

Perlukah menyesali cerita yang,
memalukan?
menyedihkan?
menyakitkan?

Jawabku perlu dan tidak perlu
Perlu, karena hidup ini adalah belajar
Tidak perlu, karena hidup ini adalah cerita
Cerita dari-Nya bagi kita satu per satu yang unik

Tuesday, June 22, 2010

Guru, Murid, dan Sesama Teman

"Kita tidak bisa berteman lagi, engkau membawa pengaruh buruk bagiku", kata Mei Ying kepada Dre.
("Kita tidak bisa bersama lagi, engkau membawa pengaruh buruk bagiku", katanya)

"Ketika hidup mengalahkanmu, engkau boleh memilih untuk BANGKIT atau tidak", kata Tuan Han kepada Dre yang merasuki jiwa Dre. Kalimat ini juga saya peruntukkan bagi saya karena saya tidak mau kalah dengan keadaan ini.

Sunday, June 20, 2010

Rindu Seorang Anak

Pagi ini di gereja paduan suara anak-anak menyanyikan lagu dalam bahasa entah asalnya dari mana, saya kurang tahu, namun setidaknya ada dicantumkan arti dari lagu tersebut dalam layar. Mereka bernanyi dalam rangka merayakan "Hari Ayah Sedunia", mengingatkanku pada ayah yang sudah lama pergi.

Ketika masalah datang silih berganti, terkadang terbesit dalam pikiranku betapa menyenangkan menjadi anak-anak, hidup dalam kegembiraan dan tak mengenal masalah sebagaimana yang dialami orang dewasa. Saya juga tak pernah mendengar anak kecil merasakan, mengucapkan, atau mengeluh "bosan" sebagaimana banyak dari kita sering kali merasa bosan dan kini saya merasa di puncak kebosanan, bagaimana tidak, dalam 20 hari ini saya mendekam di rumah dan hanya pergi untuk ke gereja dan satu kali merayakan ulang tahun teman, dan satu kali berkumpul dengan teman lama, sisanya di rumah. Berusaha keras menghadapi rasa bosan yang ada dan mencari-cari kegiatan untuk dilakukan untuk menghindari rasa bersalah bila tidak menggunakan waktu dengan baik.

Kalau di atas saya berkata menyenangkan menjadi anak-anak, namun sayangnya sejak kepergian ayah saya, hidup memaksa saya untuk tumbuh dewasa dan kata beberapa orang saya adalah wanita yang dewasa sebelum masanya. Namun bila boleh memilih, saya ingin tumbuh dewasa sewajarnya saja dan ingin ayah saya kembali. Banyak hal yang mana sejujurnya dalam hati saya, begitu rindu merasakan apa yang dirasakan orang lain yang memiliki ayah. Datang berkunjung ke rumah orang di mana foto keluarga mereka dipajang, hal ini tak saya rasakan. Makan dan duduk bersama anggota keluarga, hal ini tak saya rasakan. Dan masih banyak lagi hal-hal lainnya yang tidak bisa saya rasakan.

10 tahun sudah saya tidak memanggil sebutan "papa", saya kehilangan ayah di dunia tapi saya bertemu Bapa yang di surga dan 5 tahun ini saya diijinkan untuk memanggil-Nya "Bapa". Thanks God..

anyway.. "Happy Father Day" bagi yang merayakannya..

Friday, June 18, 2010

Penantian tak berujung

Hari ini adalah hari yang kutunggu

Seolah-olah hari yang akan memberi kelegaan 

Tapi ternyata ku salah menilai

Ya.. dan memang aku terlalu bodoh

Telah salah menilai selama ini

Dan membiarkanku tenggelam sekali lagi

Kini tenggelam terlalu dalam 

Sakit rasanya..


Terlalu banyak isi hati ini yang ingin kucurahkan

Namun kutahu karena terlalu banyaknya

Bahkan tak akan cukup terungkap hanya dengan kata-kata

Ku menulis ini berharap dapat memperoleh sedikit kelegaan

Dari sekian banyak kesesakkan di hati yang kurasakan setiap malam