Enjoy

Enjoy

Welcome to YoeL's Blog

Thank you for visiting my blog. Hopefully my writing will be a blessing for you. ^^

Wednesday, December 22, 2010

23 Desember

Di dalam satu tahun, tentunya ada tanggal-tanggal spesial bagi seseorang yang ia kenang. Entah itu tanggal dimana terjadinya hal yang menyenangkan atau pun menyedihkan. Entah itu hari lahir, hari kelulusan, hari jadian, hari pernikahan, hari putus cinta, hari meninggalnya orang terdekat, hari bencana alam yang memisahkan seseorang dengan orang-orang yang dikasihi, dan hari-hari lainnya.

23 Desember. Bukanlah tanggal yang spesial bagi mayoritas orang. Tetapi ya, bagi saya. 5 tahun sudah saya mengenang tanggal ini. 23 Desember 2005, di aula sebuah sekolah, saya dilahirkan. 23 Desember 2005 adalah hari jadi saya. Lahir dari rahim ibu saya kah? Tentu tidak, karena saya sudah ‘berkepala’ dua =). Jadian dengan seorang pria kah? Tidak. Hari itu adalah hari spesial bagiku karena saya lahir untuk kedua kalinya pada tanggal tersebut, hari jadi saya dengan Tuhan Yesus. Berputar haluan dimana selama 16 tahun saya beragama Buddha, agama yang bukan merupakan pilihanku sendiri.

Hari ini (22 Desember 2010) adalah hari terakhir saya menjadi seorang “balita” Kristen karena besok saya tidak lagi berstatus demikian. Kristen yang berarti pengikut Kristus (1 Pet 1:2). Sebuah status yang sangat sulit dan berat untuk dijalani dan dihidupi. Lima tahun sudah. Jatuh bangun saya alami beberapa kali. Malu. Menyesal. Tak layak. Tiga kata yang akan selalu ada dalam kamus kehidupan saya. Namun di samping itu, saya mengucap syukur kepada Tuhan, ketika saya jatuh, Dia tidak membiarkan saya tergeletak, tangan-Nya menopang tanganku (Mazmur 37:24). Tuhan menyadarkanku dan membangunkanku dari keberdosaan saya.

To err is human, adalah hal yang manusiawi berbuat kesalahan namun juga bukan berarti senantiasa membenarkan berbuat salah itu manusiawi lalu kita terus-menerus berbuat salah. Hal yang biasanya paling saya ingat adalah yang salah, contohnya menjawab salah pada soal ujian. Biasanya saya tidak terlalu ingat soal apa yang saya jawab betul, tapi soal apa yang saya jawab salah karena menyesal telah kehilangan poin atau nilai ujian akibat salah menjawab. Biarlah kita juga mengingat kesalahan-kesalahan karena hal tersebut telah mengurangi poin dan nilai pada hidup kita. Saat kita sadar bahwa kita salah, jangan berhenti pada kesalahan itu. Tetapi petiklah pelajaran berharga dari kesalahan tersebut. Datang kepada Tuhan dan memohon pengampunan dari-Nya (1 Yoh 1:9).

Kira-kira tiga minggu yang lalu, di dalam Persekutuan Pemuda, seorang hamba Tuhan (Ev. Edward Oei) memberikan analogi.
“Saat kita berjalan, adakah kita dengan sengaja merencanakan bahwa kita akan jatuh? Tidak. Lalu apakah kita mungkin terjatuh saat berjalan? Sangat mungkin. Demikianlah saat kita hidup, kita tidak pernah dengan sengaja merencanakan untuk jatuh, tetapi sangat mungkin kita terjatuh.”
Pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati. Ya, memang benar adanya pepatah ini, tetapi bagaimana bila suatu hal sudah terjadi dan kita baru menyesalinya. Seorang teman menulis status dalam jejaring sosialnya tentang dirinya yang telat menyesal dan saya mengomentarinya “Lebih baik telat menyesal daripada TIDAK SADAR harus menyesal.” Adalah suatu anugrah ketika kita disadarkan untuk menyesal, terlebih lagi bila tidak hanya berhenti pada penyesalan itu saja tetapi mengerti arti sesungguhnya menyesal dan setelah menyesal tahu harus berbuat apa ke depannya. Perlukah menyesal? Jawabku, perlu dan tidak perlu. Perlu, karena hidup ini adalah BELAJAR. Tidak perlu, karena hidup ini adalah CERITA.

23 Desember 2005. Di sekolah Pusaka Abadi. Ibadah natal dengan tema “Yesus Lahir Membawa Pembaharuan” telah melahirkan dan memperbaharui saya. Only by His grace, hanya karena anugerah-Nya saja, saya yang ketika itu duduk seorang diri di bangku belakang sebelah kanan boleh melangkahkan kedua kaki saya maju ke depan saat Pdt. Afollo melakukan calling. Sejak saat itu saya menyerahkan diri saya untuk menjadi seorang Kristen. Seiring berjalannya waktu, bergantinya hari, bulan dan tahun, besok (23 Desember 2010) saya genap berusia 5 tahun. Saya mengucap syukur 5 tahun silam di sekolah yang bernama Pusaka Abadi itu, hadiah terindah dari-Nya telah dinyatakan bagiku yaitu “PUSAKA ABADI”. Saya mengucap syukur untuk Firman Tuhan yang boleh saya baca melalui Alkitab (thanks to my sister in the Lord who gave me this Great Book, you know who you are if you read this ^^) maupun yang saya dengarkan dari mimbar. Saya mengucap syukur untuk hamba-hamba Tuhan dan kakak-kakak pembimbing yang telah turut merajut kerohanian saya. Saya mengucap syukur untuk saudara-saudara seiman yang Tuhan berikan dan terus Tuhan tambahkan yang boleh saling memperhatikan, saling mendoakan dan saling mempertumbuhkan satu dengan yang lain. Saya berharap kiranya Tuhan terus memberi anugerah padaku untuk memegang erat ‘pusaka abadi’ ini dan Tuhan mau memakai saya untuk meneruskan ‘pusaka abadi’ ini kepada yang lain melalui hidup saya yang sementara.

Lord, thanks
YoeL

Friday, December 17, 2010

Dance With My Everlasting Father

back when i was a child, before the life removed all the innocence..
(dance with my father)

About 17 hours ago, my high school friend posted above status on his Facebook. The words in the bracket made me wonder about the song, so I tried to search it in Youtube. Wow, what a beautiful song and touching melody! Suddently, I miss my dad and almost want to cry, but I didn't. :)




That song bring me remind the memories I had with my father. I rare miss and think about him because I didn't so close to him when he was alive. However, sometimes in occasional moment, I do. Some things I always remember about him are:
He often rubbed my back with his rough palm, and I like it! =) FYI, my father's palm is rough because he sold durian to earn moneys. At that time, I often accompanied him and my mom sold durian and of course ate durian also. ^^ Thus, I also know how to cleave durian. So, if you need help to cleave durian, please call me. (083xxxxxxxxx) Hohoho.. :)

When the lights off at night, he often fanned me with a piece of cardboard until I fell asleep. And as like as the lyric in that song, I know for sure that I was loved by my father :)

Some days before he died, I remember he bought a enough expensive crayon for me. He bought it at Duta Buah. (you who lives at Jelambar and around, I'm sure you know this place ^^)

Life is a bunch of stories. That's a little story about me and my father. :)

Lord, when I was a child, I never danced with my father. But along the rest of my life, I want to dance with You, my Everlasting Father. Please abide with me and dance with me on this dance floor which is a sin world. My spirit indeed is willing You, but sometimes my flesh is weak. Help me to pleasant You day by day through my words, my minds, and my acts. In the name of Jesus, I pray. Amen.

Monday, December 6, 2010

Sang Pemimpi


Sang Pemimpi, novel kedua karya Andrea Hirata yang diangkat manjadi film. Menekankan cerita pada hubungan persahabatan dan persaudaraan.

Mimpi. Semua dimulai dari mimpi. Aku bekerja keras untuk meraih mimpiku. -Ikal-
Kutipan ini mirip dengan salah satu prinsip hidup kakak perempuan saya. Dia adalah seorang yang suka bermimpi jalan-jalan ke luar negri. Dia berusaha untuk mewujudkan mimpinya dan dia berhasil jalan-jalan ke luar negri walau hanya daerah Asia Tenggara. Bagi orang yang optimis, tentu saja berani bermimpi karena ia yakin bahwa apa yang dimimpikannya mampu diraihnya dimulai dari bermimpi. Lain halnya dengan kakak perempuan saya tersebut, saya bukanlah orang yang termasuk dalam golongan tersebut. Bisa dibilang saya adalah orang yang pesimis dan tidak percaya diri. Pernah ada, satu fase dalam hidup saya dimana saya begitu takut untuk bermimpi (baca: berharap). Hingga pada suatu ketika, ada salah satu mata kuliah saya yang mewajibkan kami untuk menulis karangan biografi. Dalam karangan tersebut harus ada bagian paragraf yang menceritakan harapan di masa depan. Saya tidak ingin asal-asalan menuliskannya, meski itu hanya tugas namun saya ingin menampilkan tulisan tersebut sesuai dengan kenyataan hidup saya. Maka dengan adanya tugas tersebut, saya memberanikan diri lagi untuk berani bermimpi. :)

Anak yang luar biasa. Di saat harusnya aku yang menghibur, ia malah yang membuatku tertawa. Hari itu pun jadi hari paling bahagia buatku. Aku telah menemukan sahabat baru. Hatinya sungguh selembut salju. Sejak saat itu aku berjanji ingin selalu bersama Arai. -Ikal-
Arai. Adalah anak yang dimaksudkan. Dalam cerita tersebut ia ditinggal mati oleh ayahnya. Namun pada saat berduka, justru Ikal merasa dihibur oleh Arai. Demikianlah kita pun harus seperti Arai. Dalam keadaan berduka, bila perlu kita yang menghibur orang lain. Saya percaya meski sebetulnya kita-lah yang sedang memerlukan penghiburan, tetapi dengan menghibur orang lain maka dengan sendirinya kita sudah menghibur diri sendiri. Beberapa kali teman saya bercerita tentang masalah yang dihadapinya, mirip dengan yang saya hadapi. Saya sendiri pun masih merasa sulit untuk mengatasinya. Saya mencoba untuk memberi beberapa masukan. Saya melihat ada baiknya ketika memberi penghiburan kepada orang lain di saat kita sendiri pun sedang berduka. Ketika saya merasa sedih dan down, saya hanya mengingat kata-kata yang pernah saya sampaikan kepada teman saya tersebut dan dalam hati berkata pada diri sendiri, "kamu bisa menasihati orang lain, tapi kenapa tidak pakai nasihat itu untuk dirimu sendiri?" Memang berbicara bagi orang lain itu mudah, tetapi betapa sulitnya saat dijalankan untuk diri sendiri. Namun dengan adanya pertanyaan terhadap diri sendiri tesebut, saya merasa dihiburkan dan dikuatkan dengan sendirinya.
Sahabat. Adalah hal yang indah di dalam hidup ini ketika Anda menemukan seorang sahabat. Ya, seorang sahabat saja begitu berarti daripada seribu teman biasa. Namun bukan berarti kita hanya berteman karib dengan satu orang saja. Tentu harus bergaul dengan sesama. Tetapi memiliki satu saja seorang sahabat, bagi saya adalah sesuatu yang indah. Seseorang dimana Anda bisa saling berbagi. Seseorang yang ada untuk Anda bukan hanya saat suka tetapi juga saat duka. Begitu Anda menemukannya serta mengenali hatinya, maka Anda ingin selalu bersama-sama dengannya. Dan kehilangan seorang sahabat adalah sesuatu yang amat menyedihkan. Hal inilah yang saya rasakan, karena saya sudah kehilangan beberapa sahabat saya. Setiap kali memikirkannya, saya hanya bisa meneteskan air mata. Saya berharap, meski telah kehilangan sahabat, tetapi saya boleh menjadi sahabat bagi seseorang. Saya belum sempurna menjadi seorang sahabat. Saya sedang berusaha dalam proses menjadi seorang sahabat. :)

Kalian harus tahu, betapa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Kalau kalian mampu menyusun kata-kata dengan indah, bukan saja kalian mampu membuat karya yang luar biasa, tapi kalian juga bisa membuat orang lain tergetar dengan apa yang kalian tulis atau ucapkan.
Belajarlah dimana science, sastra dan seni, diolah untuk merubah peradaban.
Dan ingat yang paling penting bukanlah seberapa besar mimpi kalian, tapi seberapa besar kalian untuk mimpi itu.
Bebaskan, bebaskan hidup kalian. Ambil resiko yang paling tinggi, supaya hidup kalian menjadi lebih kaya.
-Julian Balia-
Ya. Kata-kata itu punya kekuatan yang luar biasa, luar biasa membangun dan luar biasa menghancurkan. Tergantung bagaimana kita menyusunnya, dengan indah-kah atau dengan kasar-kah? Bila indah maka akan membuat orang lain tergetar, tapi bila dengan kasar maka akan membuat orang lain gemetar. Saya pernah khilaf dan bersalah di dalam berkata-kata. Hingga saat ini saya merasa sangat menyesal. Tapi apa daya, nasi telah menjadi bubur. Ucapan yang telah saya keluarkan toh tidak dapat saya tarik kembali. Saya berharap Tuhan mengampuni saya dan orang yang saya sakiti karena perkataan saya juga mau mengampuni saya. Kemarin saya melihat status yang ditulis oleh teman saya, agak kasar isinya. Saya pun tergerak untuk bertanya padanya. Ternyata memang benar status tersebut adalah isi hatinya, bukan bercanda. Maka saya pun agak terkejut, tidak berani bertanya lebih jauh alasan di balik ia menulis kasar seperti itu karena sepertinya terlalu ikut campur. Saya hanya menasihatinya untuk menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin dan jangan mengeluarkan kata-kata kasar karena takut suatu hari nanti dia akan menyesal. Ada pepatah yang mengatakan bahwa lidah itu tak bertulang, tetapi lebih tajam daripada pedang. Mari kita sama-sama belajar untuk berhati-hati dalam berkata-kata. Memang sepertinya saya tidak pantas melontarkan ajakan ini karena saya pernah berdosa dalam perkataan, tapi saya menyesali kesalahan tersebut dan saya tidak ingin Anda juga menyesal seperti saya. Oleh karena itu, ijinkan saya mengajak kita semua untuk belajar berkata-kata dengan indah, bukan dengan kasar.
Resiko. Hidup ini harus berani mengambil resiko. Dalam persiapan presentasi mengenai hal resiko dalam mata kuliah Manajemen Stratejik, saya mencoba mengaitkannya dengan analogi orang tua yang mengajarkan bayinya untuk berjalan. Di satu sisi, orang tua tentu mengasihi anak dan takut anaknya terluka bila jatuh. Namun di sisi lain, pada saat sang bayi belajar berjalan, maka orang tua pun harus berani mengambil resiko anaknya terjatuh dan merasa kesakitan. Bila orang tua tidak berani mengambil resiko dan senantiasa melindungi anaknya terlalu berlebihan hingga tak boleh terjatuh, maka bayi tersebut akan lamban untuk bisa berjalan. Demikianlah saat kita menjalani sebuah bisnis serta menjalani hidup sehari-hari yang senantiasa dihadapkan pada pilihan-pilihan. Hidup ini penuh dengan resiko. Take it or leave it? Itu terserah Anda. Anda berani ambil, Anda akan menjadi 'kaya'. Anda tidak berani ambil, Anda akan menjadi 'miskin'.

Film ini disutradarai oleh Riri Riza dengan produsernya yaitu Mira Lesmana. Film ini didedikasikan bagi ayahanda Andrea Hirata, Riri Riza, dan Mira Lesmana serta ayah juara satu seluruh dunia. Apakah Anda menganggap ayahmu adalah ayah juara satu? Bila ya, maka film ini juga didedikasikan untuk ayah Anda. :)


http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150096501235932