Enjoy

Enjoy

Welcome to YoeL's Blog

Thank you for visiting my blog. Hopefully my writing will be a blessing for you. ^^

Thursday, November 11, 2010

Pengamen

Pengamen sudah menjadi makanan sehari-hari yang menemani perjalanan saya di bus. Namun hari ini dalam perjalanan pulang dari kampus, saya mendengar seorang pengamen yang berbeda dari biasanya. Bukan karena parasnya, bukan karena suaranya, bukan karena lagu-lagu yang dibawakannya. Tetapi karena dia berhasil mencuri perhatian saya. :)

Pengamen ini menyanyikan lagu Ebit G Ade dan sepanjang dia bernyanyi saya hanya mendengar secara biasa saja. Namun setelah selesai bernyanyi, ia menyampaikan ceramah yang kemudian menarik perhatian saya untuk mendengarkan apa yang dikatakannya. Mungkin ia berbicara sekitar 10 menit. Ia berbicara mulai dari topik bencana alam yang sedang terjadi di Indonesia yaitu gunung meletus, banjir bandang di Wasior, dan tsunami. Kemudian mengarah pada pembahasan kompor meledak dan ketidakjujuran politikus. Katanya mengenai kompor meledak, "Jangan tanya pada saya atau pun rumput yang bergoyang, tapi tanyalah pada SBY. Mengapa memberikan BLT hanya menjelang pemilu, bukan setelah pemilu dimana banyak rakyat yang menderita." Saya pun tersenyum dalam hati mendengar kata-katanya, terutama pada kata-kata "rumput yang bergoyang", mengingatkan saya pada guru SMP yang sering mengucapkan kata-kata itu. ^^ Setelah itu ia berbicara mengenai Tuhan. Ia menyinggung kejadian Nabi Nuh dan hendak menekankan mengenai kuasa Tuhan dan janji Tuhan. Kemudian ia menyampaikan bahwa kita harus banyak berdoa karena kita ini manusia yang lemah tapi Tuhan berkuasa. Pada bagian penutupnya, ia meminta dengan menggunakan pemilihan kata yang sopan dan tidak memaksa penumpang untuk memberikan jika uang yang dimiliki penumpang adalah pas-pas-an.

Saya cukup terkesan dengan pengamen yang satu ini, karena lain daripada yang lain. Belum pernah saya menemukan seorang pengamen yang seusai bernyanyi menyampaikan ceramah seperti dia. Penasaran, kalau seandainya bertemu lagi di bus, apakah isi ceramahnya masih akan sama atau berbeda ya. ^^ Pulang kuliah masih dapat kuliah di bus. =)

Friday, November 5, 2010

Pertemuan Vs Perpisahan

Pertemuan seperti apa yang tidak akan membawa pada perpisahan? Belakangan ini (*) saya sedang memikirkan dua tema ini, ditambah lagi ketika menonton film serial yang mengisahkan keterpaksaan seorang ibu yang harus berpisah dengan kelima orang anaknya, satu per satu anaknya ia beri pada lima keluarga masing-masing satu untuk diadopsi dan kisah perpisahan ibu dan anak itu pun merangsang kelenjar air mata saya. Yah, perpisahan itu memang menyakitkan terlebih lagi dengan orang yang kita kasihi.

Ketika memasuki SMA, saya berpindah sekolah, maka perpisahan terjadi dengan teman-teman dan guru-guru dari sekolah Amitayus dan pertemuan terjadi dengan teman-teman Pusaka Abadi. Kemudian setelah 3 tahun, perpisahan pun kembali terjadi dan memasuki bangku kuliah saya bertemu teman-teman baru lagi di Pelita Harapan. Dan kini(*) di tengah perkuliahan dan menjalani praktek kerja lapangan, sementara harus berpisah dengan teman kuliah dan bertemu rekan-rekan kerja. Dan perpisahan tampak di depan mata dalam 5 bulan ke depan. Dalam keluarga yang setiap harinya kita bertemu pun demikian halnya, suatu saat akan berpisah. Hal semacam ini akan terus ada dan terjadi sepanjang hidup kita.

Di tengah-tengah pertemuan, ada bincang-bincang, canda tawa, tolong menolong, kerja sama, selisih paham, ketidaksukaan, pertengkaran, konflik, air mata, permusuhan, dsb. Kita hanya bertemu dalam kurun waktu tertentu saja di dunia yang sementara ini dan perpisahan adalah hal yang tak mungkin tidak dialami oleh setiap kita. Bukankah mau tidak mau, suka tidak suka, cepat atau lambat, kita akan berpisah satu dengan yang lain? Entah itu secara jarak, waktu, atau bahkan hati…

Ada pertemuan, juga ada perpisahan. Namun saya menyadari bahwa ada pertemuan yang tidak akan membawa pada perpisahan yaitu ketika kita dipanggil bertemu dengan Tuhan yang sejati. Betapa indahnya memiliki sebuah penghiburan dan pengharapan bahwa ada pertemuan yang tidak berakhir pada perpisahan. Kiranya anak-anak Tuhan boleh sungguh-sungguh menghargai kado terindah yang sungguh berharga dan tidak menyia-nyiakannya waktu yang ada, sehingga boleh kita pakai untuk terus bertemu dengan Dia.

“…; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,….karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Fil 2:12-13

NB: Tuhan yang bekerja, jangan ada yang menyombongkan diri, tetapi kita juga dituntut untuk aktif. Biarlah apa yang menjadi bagian kita boleh kita kerjakan dan genapi.

God bless..

(*) wrote on 11 August 2009