Enjoy

Enjoy

Welcome to YoeL's Blog

Thank you for visiting my blog. Hopefully my writing will be a blessing for you. ^^

Monday, December 6, 2010

Sang Pemimpi


Sang Pemimpi, novel kedua karya Andrea Hirata yang diangkat manjadi film. Menekankan cerita pada hubungan persahabatan dan persaudaraan.

Mimpi. Semua dimulai dari mimpi. Aku bekerja keras untuk meraih mimpiku. -Ikal-
Kutipan ini mirip dengan salah satu prinsip hidup kakak perempuan saya. Dia adalah seorang yang suka bermimpi jalan-jalan ke luar negri. Dia berusaha untuk mewujudkan mimpinya dan dia berhasil jalan-jalan ke luar negri walau hanya daerah Asia Tenggara. Bagi orang yang optimis, tentu saja berani bermimpi karena ia yakin bahwa apa yang dimimpikannya mampu diraihnya dimulai dari bermimpi. Lain halnya dengan kakak perempuan saya tersebut, saya bukanlah orang yang termasuk dalam golongan tersebut. Bisa dibilang saya adalah orang yang pesimis dan tidak percaya diri. Pernah ada, satu fase dalam hidup saya dimana saya begitu takut untuk bermimpi (baca: berharap). Hingga pada suatu ketika, ada salah satu mata kuliah saya yang mewajibkan kami untuk menulis karangan biografi. Dalam karangan tersebut harus ada bagian paragraf yang menceritakan harapan di masa depan. Saya tidak ingin asal-asalan menuliskannya, meski itu hanya tugas namun saya ingin menampilkan tulisan tersebut sesuai dengan kenyataan hidup saya. Maka dengan adanya tugas tersebut, saya memberanikan diri lagi untuk berani bermimpi. :)

Anak yang luar biasa. Di saat harusnya aku yang menghibur, ia malah yang membuatku tertawa. Hari itu pun jadi hari paling bahagia buatku. Aku telah menemukan sahabat baru. Hatinya sungguh selembut salju. Sejak saat itu aku berjanji ingin selalu bersama Arai. -Ikal-
Arai. Adalah anak yang dimaksudkan. Dalam cerita tersebut ia ditinggal mati oleh ayahnya. Namun pada saat berduka, justru Ikal merasa dihibur oleh Arai. Demikianlah kita pun harus seperti Arai. Dalam keadaan berduka, bila perlu kita yang menghibur orang lain. Saya percaya meski sebetulnya kita-lah yang sedang memerlukan penghiburan, tetapi dengan menghibur orang lain maka dengan sendirinya kita sudah menghibur diri sendiri. Beberapa kali teman saya bercerita tentang masalah yang dihadapinya, mirip dengan yang saya hadapi. Saya sendiri pun masih merasa sulit untuk mengatasinya. Saya mencoba untuk memberi beberapa masukan. Saya melihat ada baiknya ketika memberi penghiburan kepada orang lain di saat kita sendiri pun sedang berduka. Ketika saya merasa sedih dan down, saya hanya mengingat kata-kata yang pernah saya sampaikan kepada teman saya tersebut dan dalam hati berkata pada diri sendiri, "kamu bisa menasihati orang lain, tapi kenapa tidak pakai nasihat itu untuk dirimu sendiri?" Memang berbicara bagi orang lain itu mudah, tetapi betapa sulitnya saat dijalankan untuk diri sendiri. Namun dengan adanya pertanyaan terhadap diri sendiri tesebut, saya merasa dihiburkan dan dikuatkan dengan sendirinya.
Sahabat. Adalah hal yang indah di dalam hidup ini ketika Anda menemukan seorang sahabat. Ya, seorang sahabat saja begitu berarti daripada seribu teman biasa. Namun bukan berarti kita hanya berteman karib dengan satu orang saja. Tentu harus bergaul dengan sesama. Tetapi memiliki satu saja seorang sahabat, bagi saya adalah sesuatu yang indah. Seseorang dimana Anda bisa saling berbagi. Seseorang yang ada untuk Anda bukan hanya saat suka tetapi juga saat duka. Begitu Anda menemukannya serta mengenali hatinya, maka Anda ingin selalu bersama-sama dengannya. Dan kehilangan seorang sahabat adalah sesuatu yang amat menyedihkan. Hal inilah yang saya rasakan, karena saya sudah kehilangan beberapa sahabat saya. Setiap kali memikirkannya, saya hanya bisa meneteskan air mata. Saya berharap, meski telah kehilangan sahabat, tetapi saya boleh menjadi sahabat bagi seseorang. Saya belum sempurna menjadi seorang sahabat. Saya sedang berusaha dalam proses menjadi seorang sahabat. :)

Kalian harus tahu, betapa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Kalau kalian mampu menyusun kata-kata dengan indah, bukan saja kalian mampu membuat karya yang luar biasa, tapi kalian juga bisa membuat orang lain tergetar dengan apa yang kalian tulis atau ucapkan.
Belajarlah dimana science, sastra dan seni, diolah untuk merubah peradaban.
Dan ingat yang paling penting bukanlah seberapa besar mimpi kalian, tapi seberapa besar kalian untuk mimpi itu.
Bebaskan, bebaskan hidup kalian. Ambil resiko yang paling tinggi, supaya hidup kalian menjadi lebih kaya.
-Julian Balia-
Ya. Kata-kata itu punya kekuatan yang luar biasa, luar biasa membangun dan luar biasa menghancurkan. Tergantung bagaimana kita menyusunnya, dengan indah-kah atau dengan kasar-kah? Bila indah maka akan membuat orang lain tergetar, tapi bila dengan kasar maka akan membuat orang lain gemetar. Saya pernah khilaf dan bersalah di dalam berkata-kata. Hingga saat ini saya merasa sangat menyesal. Tapi apa daya, nasi telah menjadi bubur. Ucapan yang telah saya keluarkan toh tidak dapat saya tarik kembali. Saya berharap Tuhan mengampuni saya dan orang yang saya sakiti karena perkataan saya juga mau mengampuni saya. Kemarin saya melihat status yang ditulis oleh teman saya, agak kasar isinya. Saya pun tergerak untuk bertanya padanya. Ternyata memang benar status tersebut adalah isi hatinya, bukan bercanda. Maka saya pun agak terkejut, tidak berani bertanya lebih jauh alasan di balik ia menulis kasar seperti itu karena sepertinya terlalu ikut campur. Saya hanya menasihatinya untuk menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin dan jangan mengeluarkan kata-kata kasar karena takut suatu hari nanti dia akan menyesal. Ada pepatah yang mengatakan bahwa lidah itu tak bertulang, tetapi lebih tajam daripada pedang. Mari kita sama-sama belajar untuk berhati-hati dalam berkata-kata. Memang sepertinya saya tidak pantas melontarkan ajakan ini karena saya pernah berdosa dalam perkataan, tapi saya menyesali kesalahan tersebut dan saya tidak ingin Anda juga menyesal seperti saya. Oleh karena itu, ijinkan saya mengajak kita semua untuk belajar berkata-kata dengan indah, bukan dengan kasar.
Resiko. Hidup ini harus berani mengambil resiko. Dalam persiapan presentasi mengenai hal resiko dalam mata kuliah Manajemen Stratejik, saya mencoba mengaitkannya dengan analogi orang tua yang mengajarkan bayinya untuk berjalan. Di satu sisi, orang tua tentu mengasihi anak dan takut anaknya terluka bila jatuh. Namun di sisi lain, pada saat sang bayi belajar berjalan, maka orang tua pun harus berani mengambil resiko anaknya terjatuh dan merasa kesakitan. Bila orang tua tidak berani mengambil resiko dan senantiasa melindungi anaknya terlalu berlebihan hingga tak boleh terjatuh, maka bayi tersebut akan lamban untuk bisa berjalan. Demikianlah saat kita menjalani sebuah bisnis serta menjalani hidup sehari-hari yang senantiasa dihadapkan pada pilihan-pilihan. Hidup ini penuh dengan resiko. Take it or leave it? Itu terserah Anda. Anda berani ambil, Anda akan menjadi 'kaya'. Anda tidak berani ambil, Anda akan menjadi 'miskin'.

Film ini disutradarai oleh Riri Riza dengan produsernya yaitu Mira Lesmana. Film ini didedikasikan bagi ayahanda Andrea Hirata, Riri Riza, dan Mira Lesmana serta ayah juara satu seluruh dunia. Apakah Anda menganggap ayahmu adalah ayah juara satu? Bila ya, maka film ini juga didedikasikan untuk ayah Anda. :)


http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150096501235932

1 comment:

Anonymous said...

eitsss you are wrong. I've also been to Hong Kong, China and Taiwan. They are not in south east asia